Wednesday, 28 January 2015

Perubahan Iklim: Peran hutan dalam perubahan iklim

Hutan, berikut tanah yang berada di bawahnya, yang ada di seluruh dunia saat ini diperkirakan menyimpan lebih dari satu triliun ton karbon. Jumlah ini dua kali jumlah karbon yang ada di atmosfer atau setara dengan berat sekitar 2,000 kali berat total dari 7 miliar manusia yang hidup di dunia, dengan perkiraan berat rata-rata 70 kg per orang. Ketika hutan mengalami peningkatan kepadatan maupun luas, hutan akan berperan sebagai “penyerap karbon”, karena mereka mengambil karbon yang ada di atmosfer dan menyimpannya. Sebaliknya, hutan juga dapat menjadi “sumber emisi karbon” dan penyebab perubahan iklim, jika semua hutan ditebangi, diubah peruntukannya dan terbakar. Kita dapat membayangkan berapa besar karbon dioksida yang akan dilepaskan kembali ke atmosfer dalam kondisi yang demikian. Hal ini akan menyebabkan perubahan yang besar pada sistem cuaca dan iklim. 
                                                        Siklus Karbon
http://dunianyasari.blogspot.com/2011/04/daur-karbon.html
Karbon dilepaskan ke atmosfer yang disebut "carbon source" dan disimpan dalam tanaman, hewan, sedimen dan air yang disebut "carbon sink".  Melalui fotosintesis (proses tumbuhan menangkap energi matahari dan menggunakannya untuk tumbuh), tumbuhan mengambil karbon dioksida dari atmosfer dan melepaskan oksigen.  Karbon dioksida diubah menjadi senyawa karbon yang membentuk tubuh tanaman, kemudian disimpan pada bagian atas tanah tumbuhan (batang, daun dan organ reproduksi) dan bagian di bawah tanah (akar).  Pada langkah berikutnya, hewan memakan tanaman, menyerap oksigen dan menghembuskan karbon dioksida.  Karbon dioksida yang dihasilkan oleh hewan kemudian tersedia bagi tumbuhan untuk digunakan dalam fotosintesis.  Karbon tersimpan dalam bagian tumbuhan yang tidak dimakan oleh hewan (serasah) yang akhirnya diuraikan oleh mikroorganisme dekomposer hingga menghasilkan karbon yang dilepaskan ke atmosfer atau terkubur di sedimen mangrove serta terbawa aliran sungai menuju ke laut (Kristensen dkk. 2008).  Dalam siklus karbon di laut, karbon terlarut digunakan oleh fitoplankton dalam fotosintesis dan menghasilkan C organik.  Fitoplankton selanjutnya dimakan oleh zooplankton, kemudian zooplankton dimakan ikan kecil dan ikan kecil dimakan oleh ikan-ikan besar.


Mempertahankan hutan secara utuh akan membantu mengurangi emisi karbon dioksida di atmosfer dan juga memperlambat efek perubahan iklim. Stok karbon dalam biomasa hutan berkurang 0.5 Gt tiap tahunnya selama periode 2005–2010 karena berkurangnya luasan hutan. Salah satunya karena deforestasi (FAO 2010). Deforestasi di berbagai belahan dunia memberikan kontribusi 12-17% emisi karbon dioksida secara global setiap tahun. Sehingga, jika kita kehilangan hutan, kita tidak hanya akan kehilangan fungsi penyerapan hutan, tetapi juga karbon yang telah disimpan di dalam tanah dan tumbuhan dilepaskan ke atmosfer lagi, kemudian selanjutnya memperparah perubahan iklim.
http://kadarsah.wordpress.com/2007/07/14/
Peningkatan emisi karbon dunia


Hutan lebih dirasakan fungsinya dalam mengatasi perubahan iklim dari pada sekedar menyerap gas rumah kaca yang ada di atmosfer. Hutan berperan menjaga tutupan awan, memantulkan sinar matahari kembali keluar dari atmosfer, mendorong transformasi dari air menjadi uap dan meningkatkan kelembaban di atmosfer, yang akan mendinginkan udara. Selain itu, melalui penyediaan fungsi-fungsi lingkungan yang berbeda dan memenuhi kebutuhan hidup, hutan juga membantu dalam melakukan strategi penyesuaian mata pencaharian manusia yang diakibatkan perubahan iklim. Lebih dari 1,6 milyar orang di seluruh dunia mata pencahariannya bergantung pada sumber daya hutan, yang akan menjadi sumber teramat penting bagi pemenuhan gizi dan pendapatan pada saat terjadi tekanan iklim dan kegagalan panen.
http://mediaipk.blogspot.com/2012/05/mengupas-tuntas-sampai-keakarnya-v.html
Masyarakat sekitar hutan mengambil ranting-ranting kayu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Hutan mendinginkan udara (Kawasan Hutan di Pulau Obi, Maluku Utara)


Referensi:
FAO. 2010. Global forest resources assessment 2010: Main report. FAO Forestry Paper 163. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome: xxxi + 340. 
Kristensen, E., S. Bouillon, T. Dittmar & C. Marchand. 2008. Organic carbon dynamics in mangrove ecosystems: A review. Aquatic Botany 89: 201--219.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 Alam Dan Kesehatan. Design by WPThemes Expert
Themes By Buy My Themes And Cheap Conveyancing.