Osteoporosis adalah suatu penyakit tulang yang juga dikenal dengan tulang keropos. Osteoporosis disebut penyakit karena membuat tulang menjadi rapuh dan lemah. Umumnya Osteoporosis terjadi pada bagian tulang tertentu seperti di pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Osteoporosis pantas dijuluki silent killer - diam diam mematikan, yang bisa menyerang seseorang tanpa gejala sebelumnya.
Ada beberapa faktor risiko utama yang berhubungan dengan Osteoporosis:
- Jenis Kelamin. Wanita memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita Osteoporosis dibanding laki-laki.
- Usia. Ini merupakan faktor penyebab utama. Semakin tua seseorang, maka kemungkinan diserang Osteoporosis lebih besar.
- Ukuran tubuh. Wanita dengan perawakan tubuh tipis dan ramping lebih berisiko mengalami Osteoporosis.
- Etnis. Wanita Asia dan ras Kaukasia memiliki risiko tinggi menderita Osteoporosis dibanding wanita Amerika, Afrika, dan Latin.
- Hereditas (faktor keturunan). Sejarah keluarga yang terkait Osteoporosis akan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada generasi akan dating untuk menderita hal yang sama.
Selain itu anoreksia, merokok, mengonsumsi alkohol berlebihan, diet yang menyebabkan sedikit asupan vitamin D dan kalsium juga menyebabkan Osteoporosis.
Osteoporosis merupakan silent killer, wanita jaman sekarang yang memiliki kesibukan yang tinggi seringkali tidak sadar akan bahaya Osteoporosis. Saat masih bayi, manusia mempunyai 350 tulang, lalu menyusut menjadi 206 tulang karena beberapa tulang menyambung dan bersatu untuk lebih kuat. Pada saat usia 20 – 30 tahun merupakan puncak kekuatan tulang. Seiring dengan bertambahnya usia, sedikit demi sedikit tulang mulai rapuh. Kerapuhan yang sedikit demi sedikit dialami itulah yang membahayakan, karena tidak dirasakan kerapuhan ini tidak ada gejala yang signifikan. Patah tulang yang tiba-tiba dapat terjadi kapan saja dan disebabkan karena apa saja. Ada beberapa kasus di dunia , patah tulang terjadi saat bersin, jongkok, mengangkat barang, dan membungkuk. Dalam beberapa kasus di dunia, patah tulang menyebabkan kematian. Untuk menghindari hal tersebut, maka kekuatan tulang perlu di cek sejak awal dan melakukan tindakan pencegahan sejak dini. Bagi yang sudah terdeteksi Osteoporosis, maka perlu dilakukan terapi pengobatan yang tepat untuk meminimalkan dampaknya.
Jika Anda ingin tahu apakah Anda memiliki penyakit ini atau tidak, Anda harus melakukan tes screening. Tes ini memiliki tujuan untuk mengetahui kepadatan tulang dan untuk mengetahui seberapa besar risiko mengalami penyakit ini. Berikut adalah beberapa tes screening untuk mendiagnosa Osteoporosis lebih awal:
- DXA (Dual-energi X-ray absorptiometry) densitometer. Ini adalah standar untuk mendiagnosis Osteoporosis. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit dan dapat dilakukan dalam waktu 5 sampai 15 menit.
- USG (Ultrasonografi) densitometer. Ini adalah perangkat yang umum untuk layar Osteoporosis suatu. Hal ini lebih murah dan lebih praktis dan juga tidak sakit.. Hasil uji ini sedang berkisar disebut nilai T:
- -1: kepadatan tulang yang baik
- -2.5 sampai -1: osteopenia (kurang kepadatan tulang)
Terapi dan pengobatan Osteoporosis memiliki tujuan untuk meningkatkan densitas tulang, untuk mengurangi ekstra-patah tulang, dan mengontrol rasa sakit. Ini berguna untuk mencegah kerusakan tulang, untuk mengembalikan massa tulang, dan meningkatkan kepadatan tulang khususnya dari bagian belakang dan pinggul. Hal ini efektif untuk mengurangi turnover tulang dan memperlambat resorption massa tulang.
0 comments:
Post a Comment